Ketua Dewan Gowes Bareng Gubernur Khofifah

0
1996
Marsono saat bersama Gubernur Khofifah mengawali gowes bareng dari Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Minggu (13/9).
Marsono saat bersama Gubernur Khofifah mengawali gowes bareng dari Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Minggu (13/9).

DPRD TULUNGAGUNG – Ketua DPRD Tulungagung, Marsono SSos, ikut serta dalam gowes bareng dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Minggu (13/9). Kegiatan yang dibarengi juga dengan pembagian masker ini diikuti pula oleh Bupati Tulungagung, Drs Maryoto Birowo MM, anggota Forkopimda Tulungagung dan sebagian pejabat Pemprov Jatim, termasuk Sekdaprov Jatim, Dr Ir Heru Tjahjono MM.

Marsono foto bersama anggota Forkopimda Tulungagung ditengah gowes bareng.
Marsono foto bersama anggota Forkopimda Tulungagung ditengah gowes bareng.

Ada beberapa tempat yang dikunjungi Gubernur Khofifah saat gowes bareng tersebut. Di antaranya Pasar Ngemplak Kota Tulungagung, Pasar Kliwon di Kecamatan Kauman, sentra Batik Gajah Mada di Desa Mojosari Kecamatan Kauman, Kecamatan Sendang dan Pantai Klatak.

Gubernur Khofifah didampingi Marsono ketika melihat proses pembuatan batik printing di sentra Batik Gajah Mada.
Gubernur Khofifah didampingi Marsono ketika melihat proses pembuatan batik printing di sentra Batik Gajah Mada.

Dalam kunjungannya ke Kabupaten Tulungagung, Gubernur Khofifah tetap mengingatkan masyarakat agar  selalu berdisiplin dalam menerapkan protokol kesehatan agar dapat meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Apalagi dalam rombongan gowes bareng tersebut Gubernur Khofifah mengajak serta kelompok penyintas Covid-19 Jawa Timur yang merupakan mantan pasien Covid-19 yang sudah sembuh.

“Ini kami bersama kelompok penyintas, mereka adalah pasien Covid-19 yang sudah dirawat dan sembuh. Mereka ingin menyampaikan kepada saudara-saudara kita se-Jawa Timur, bahwa hari ini memang kita harus patuh disiplin menggunakan masker dengan benar,” paparnya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini pun minta pada masyarakat agar tidak melakukan stigma pada warga yang terpapar Covid-19. Terlebih Jatim sudah punya pengalaman melakukan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM), sehingga memungkinkan isolasi secara terbatas bagi penderita Covid-19.