Peringatan Hari Santri Nasional diharapkan Jadi Daya Bangkit Perekonomian Warga

0
1
Marsono menyerahkan bea siswa pendidikan dari Baznas Tulungagung pada salah seorang santri saat Apel Hari Santri Nasional Tahun 2024 di halaman Kantor Bupati Tulungagung, Selasa (22/10).
Marsono menyerahkan bea siswa pendidikan dari Baznas Tulungagung pada salah seorang santri saat Apel Hari Santri Nasional Tahun 2024 di halaman Kantor Bupati Tulungagung, Selasa (22/10).

DPRD TULUNGAGUNG –  Ketua Sementara DPRD Tulungagung, Marsono SSos, berharap peringatan Hari Santri Nasional dapat memberikan kontribusi pada penguatan masyarakat. Utamanya dalam membangkitkab perekonomian warga.

Marsono bersama Pj Bupati Tulungagung, Dr Ir Heru Suseno MT dan anggota Forkopimda Tulungagung berfoto bersama pengurus PC NU Tulungagung usai Apel Hari Santri Nasional Tahun 2024.
Marsono bersama Pj Bupati Tulungagung, Dr Ir Heru Suseno MT dan anggota Forkopimda Tulungagung berfoto bersama pengurus PC NU Tulungagung usai Apel Hari Santri Nasional Tahun 2024.

            “Peringatan Hari Santri Nasional merupan momen strategis di negara ini dan harus memberi kontribusi pada penguatan rakyat,” ujarnya usai hadir dan mengikuti Apel Peringatan Hari Santri Nasional tahun 2024 di halaman Kantor Bupati Tulungagung, Selasa (22/10).

            Ia menyebut ada dua harapan yang bisa dicapai dalam peringatan Hari Santri Nasional. “Yang pertama penguatan persatuan dan persatuan masyarakat. Dan yang kedua punya efek ekonomi,” bebernya.

            Marsono menerangkan efek ekonomi yang dimaksud adalah pemberdayaan UMKM. Seperti pengenaan pakaian batik atau sarung batik bagi siswa di saat peringatan Hari Santri Nasional.

            “Ini agar UMKM bangkit. Jika siswa mulai TK sampai SMA mengenakan batik khas Tulungagung  kan produsen batik di Tulungagung menjadi bergairah. Apalagi jika ditambah dengan ASN yang mengenakan batik,” paparnya.

            Menurut dia, dalam upaya mendongkrak perekonomian di momen peringatan Hari Santri Nasional tidak hanya dilakukan sehari saja. Bisa sepekan. Atau pekan Hari Santri Nasional. “Atau juga bisa dilaksanakan sebulan dengan menyelenggarakan bulan bakti Hari Santri Nasional,” terangnya.

            Marsono berharap ada kebijakan dari kepala daerah sehingga harapannya itu bisa terwujud. “Mudah-mudahan saja,” ucapnya.